Kamis, 14 April 2011


Bukan maksud penulis mengatakan judul demikian. Ini hanyalah sebuah contoh dimana rentannya pelanggaran yang terjadi di lingkungan kita. Pelanggaran ini umumnya di Indonesia khususnya di lingkungan kampus.

Sebagai sebuah contoh, penulis mengambil cerita tentang pelanggaran yang terjadi pada waktu itu (penulis juga lupa tepatnya kapan), tetapi yang pasti terjadi setahun yang lalu.

Pada waktu itu, ketika penulis masih dalam masa ospek (penerimaan anggota baru dalam sebuah hima di kampus) kami dilarang untuk menggunakan motor, mobil pribadi dsb dengan tujuan agar kami semua merasakan bagaimana rasanya menjadi mah
asiswa atau lebih tepanya agar kami semua dalam posisi yang sam
a.

Sebagai mahasiswa yang tidak mau diatur seenaknya, penulis berniat untuk melanggar aturan ini. Alasannya simpel, penulis membutuhkan kendaraan pribadi, tiga kali ganti mobil jika menggunakan kendaraan umum. Sehingga bisa menghemat waktu 50% di samping hemat biaya 40% dan hemat stress 35%(wah kok jadi curhat yah, maaf).

Sebenarnya, waktu kejadian penulis baru selesai mengikuti perkuliahan dan berniat mengambil motor yang disembunyikan dari pantauan senior. Bersama salah satu sahabat saya, terlihat pemandangan unik. Ada mobil parkir di tempat dilarang parkir. Spontan penulis mengabadikan momen itu. Jadilah hasilnya seperti ini...

Sebenarnya bukan maksud penulis untuk menjelek-jelekan. Kembali kepada kita. Penulis hanya ingin berbagi mengenai suatu cerita untuk diambil pelajaran. Tapi kalau penulis melanggar aturan senior, itu beda cerita hehehehehe ^^y. Harap maklum.

Terima kasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar

6 komentar:

  1. ck ck ck

    apa bedanya?

    toh sama sama melanggarkan..
    hahaha

    ada ada aja nih cerita, menunjukkan sisi negatif sekaligus mencontohkan perbuatan negatif, tapi malah mensugesti untuk berbuat positif. Jadi yang bener nya apa ya???

    BalasHapus
  2. kk gag tw sih gmn rasanya di ospek senior selama satu tahun, berat banget... wajar lah melanggar,
    tpi tetap kk, wahyu cuma pengen yang positif nya ja

    BalasHapus
  3. saran jangan stengah dalamneulis maksudnya
    jangan ada kalimat "bukan maksud blah2" pede se jo

    tu kan jaleh salah ma

    jadilah penulis yang tangguh
    baa den ka masuak an tulisan kau ka majalah den kalau kau se masih takuik juo dalam menulis

    BalasHapus
  4. oh, gi tu ya im?
    hmm.. ntar ana perbaiki untuk tulisan selanjutnya, nanti tolong terbitkan yah

    BalasHapus
  5. apa yang dicoba im?
    mw buat blog juga?

    BalasHapus