Senin, 11 April 2011

Arti Kebersamaan

Pagi itu ku datangi kost teman ku, "eh, bos.. ane mau titip helem nih... Ane umpetin di sini yah biar gag dipake ma orang laen". Sambil naruh helem di balik kain kotor. "Sipt deh..", jawab temanku.

Sorenya, ternyata helem tersebut tak ada lagi ditempat. Seketika langsung ditanya seisi rumah. Mana helemku?Siapa yang minjam?Siapa yang ada tadi? Tapi jawaban yang ditemukan semuanya tidak memuaskan. Saya baru datang, Saya tidak tahu, Saya sudah pulang kampung dan sebagainya.

Spontan ku buat memo di mading rumah itu. Besoknya hasil yang didapatkan "NOL". Ada apa ini? Kenapa hal ini terjadi kepadaku? ckckckckckck. Padahal kami semua telah berjanji sebelumnya, bahwa rumah itu milik kita bersama, kenapa hak pribadi seseorang yang sengaja meletakkan barang miliknya di rumahnya sendiri harus kehilangan? Padahal kalaupun meminjam, setidaknya bisa meminta pinjaman terlebih dahulu, minimal memberitahu anggota yang lain.

Itulah yang kualami pada minggu ini. Apakah ini yang disebut kebersamaan? Hak milik bersama. Ideologi ini lah yang diterapkan paham sosialis. Bagiku tetap saja meminjam hak orang lain tanpa pemberitahuan adalah sebuah pencurian. Tetapi kenapa mereka tetap saja tidak mengerti? Mereka diajarkan untuk saling mengerti, kenapa mereka tidak peduli? Apakah salah seseorang minta haknya kembali? Pertanyaan terakhir inilah yang dijawab dengan jawaban yang sangat tidak berwibawa. Mereka hanya menganggap hak orang lain sebagai sebuah benda lughatah. Dapat dibawa pulang dan telah menjadi hak penemunya serta diikhlaskan bagi pemiliknya.

Entri ini adalah sebuah ekspresi ketidakpuasan ku terhadap jawaban yang sangat tidak memuaskan dari teman-teman yang telah menganggap ku sebagai keluarga. Tapi keluarga seperti apa?

0 komentar:

Posting Komentar