Senin, 18 April 2011

Pengalaman berharga di Hari minggu

salam bloger...
kali ini penulis berniat meng-share curhatan penulis. Taka ada niat khusus sih, cuma mw nambah postingan saja.

Begini ceritannya...

Hari itu, minggu 17 april 2011, penulis sebenarnya berniat ingin ikut acara tekad yang akan diadakan di auditorium unand. Acaranya dimulai pukul delapan tepat. Berhubung penulis tinggal di lubuk buaya(sekedar informasi) , jadi pake ngaret dikit lah. Ntar, minta izin dengan alasan tempat tinggal jauh (sebenarnya malas).

Akan tetapi, datang undangan untuk gotong royong di kompleks rumah. Spontan berfikir bahwa ngaretnya tidak cuma sedikit, bisa-bisa nanti tidak bisa hadir. Penulis jadi bingung, apa yang harus dilakukan. Penulis pasrahkan semua kepada Allah SWT dan mencoba ikhlaskan pekerjaan ini.

Dengan bekal niat ikut goro, bermodalkan cangkul kelas menengah umur sudah tua, berangkatlah penulis. Ternyata tidak ada satupun yang terlihat hadir. Langsung saja penulis mandi dan ngebut menuju unand tercinta.

Setelah sampai di unand, barulah teringat bahwa kantong sudah menipis bahkan untuk sarapan saja tidak cukup. Kembali dipasrahkan kepada Allah. Ternyata Allah menjawab, pada acara diberikan snack, alhamdulillah cukup pengganjal pagi.

Siangnya pun demikian, padahal ada acara raker organisasi. Kembali Tuhan mendengar doa penulis, salah satu sahabat membayar hutangnya kepada penulis (penulis bukan rentenir ya). Lalu penulis pergi berkunjung ke salah satu UKM. Seorang sahabat pengurus UKM tersebut memberikan nasi bungkus secara cuma-cuma dengan alasan nasinya berlebih. Alhamdulillah kuadrat.

Kesimpulannya bahwa Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan melainkan memberikan apa yang kita butuhkan dan saran yang bisa diberikan adalah dilarang keras meniru sifat jelek penulis. Jadilah kita muslim yang baik, bersahabat dan melaksanakan kebaikan(semakin tidak jelas saja).

pokoke salam bloger, hidup mahasiswa dan sebagainya
mohon komen yah

Kamis, 14 April 2011


Bukan maksud penulis mengatakan judul demikian. Ini hanyalah sebuah contoh dimana rentannya pelanggaran yang terjadi di lingkungan kita. Pelanggaran ini umumnya di Indonesia khususnya di lingkungan kampus.

Sebagai sebuah contoh, penulis mengambil cerita tentang pelanggaran yang terjadi pada waktu itu (penulis juga lupa tepatnya kapan), tetapi yang pasti terjadi setahun yang lalu.

Pada waktu itu, ketika penulis masih dalam masa ospek (penerimaan anggota baru dalam sebuah hima di kampus) kami dilarang untuk menggunakan motor, mobil pribadi dsb dengan tujuan agar kami semua merasakan bagaimana rasanya menjadi mah
asiswa atau lebih tepanya agar kami semua dalam posisi yang sam
a.

Sebagai mahasiswa yang tidak mau diatur seenaknya, penulis berniat untuk melanggar aturan ini. Alasannya simpel, penulis membutuhkan kendaraan pribadi, tiga kali ganti mobil jika menggunakan kendaraan umum. Sehingga bisa menghemat waktu 50% di samping hemat biaya 40% dan hemat stress 35%(wah kok jadi curhat yah, maaf).

Sebenarnya, waktu kejadian penulis baru selesai mengikuti perkuliahan dan berniat mengambil motor yang disembunyikan dari pantauan senior. Bersama salah satu sahabat saya, terlihat pemandangan unik. Ada mobil parkir di tempat dilarang parkir. Spontan penulis mengabadikan momen itu. Jadilah hasilnya seperti ini...

Sebenarnya bukan maksud penulis untuk menjelek-jelekan. Kembali kepada kita. Penulis hanya ingin berbagi mengenai suatu cerita untuk diambil pelajaran. Tapi kalau penulis melanggar aturan senior, itu beda cerita hehehehehe ^^y. Harap maklum.

Terima kasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar

Senin, 11 April 2011

Arti Kebersamaan

Pagi itu ku datangi kost teman ku, "eh, bos.. ane mau titip helem nih... Ane umpetin di sini yah biar gag dipake ma orang laen". Sambil naruh helem di balik kain kotor. "Sipt deh..", jawab temanku.

Sorenya, ternyata helem tersebut tak ada lagi ditempat. Seketika langsung ditanya seisi rumah. Mana helemku?Siapa yang minjam?Siapa yang ada tadi? Tapi jawaban yang ditemukan semuanya tidak memuaskan. Saya baru datang, Saya tidak tahu, Saya sudah pulang kampung dan sebagainya.

Spontan ku buat memo di mading rumah itu. Besoknya hasil yang didapatkan "NOL". Ada apa ini? Kenapa hal ini terjadi kepadaku? ckckckckckck. Padahal kami semua telah berjanji sebelumnya, bahwa rumah itu milik kita bersama, kenapa hak pribadi seseorang yang sengaja meletakkan barang miliknya di rumahnya sendiri harus kehilangan? Padahal kalaupun meminjam, setidaknya bisa meminta pinjaman terlebih dahulu, minimal memberitahu anggota yang lain.

Itulah yang kualami pada minggu ini. Apakah ini yang disebut kebersamaan? Hak milik bersama. Ideologi ini lah yang diterapkan paham sosialis. Bagiku tetap saja meminjam hak orang lain tanpa pemberitahuan adalah sebuah pencurian. Tetapi kenapa mereka tetap saja tidak mengerti? Mereka diajarkan untuk saling mengerti, kenapa mereka tidak peduli? Apakah salah seseorang minta haknya kembali? Pertanyaan terakhir inilah yang dijawab dengan jawaban yang sangat tidak berwibawa. Mereka hanya menganggap hak orang lain sebagai sebuah benda lughatah. Dapat dibawa pulang dan telah menjadi hak penemunya serta diikhlaskan bagi pemiliknya.

Entri ini adalah sebuah ekspresi ketidakpuasan ku terhadap jawaban yang sangat tidak memuaskan dari teman-teman yang telah menganggap ku sebagai keluarga. Tapi keluarga seperti apa?

Sabtu, 02 April 2011

Realita Ulang Tahun berbuah Problema

Dari judul sebenarnya penulis ingin berbagi sesuatu. Sesuatu yang InsyaAllah berharga jika kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Sebenarnya penulis bukanlah orang yang mengalami kegagalan dalam perayaan ulang tahunnya, akan tetapi ulang tahun yang dimaksud adalah ulang tahun organisasi (maaf, nama organisasinya tidak disebutkan) yang penulis naungi. Bahkan, penulis bertindak sebagai panitia pelaksana ulang tahun organisasi tersebut.

Dari semua organisasi yang penulis naungi, penulis juga ingin memberikan kontribusi bagi organisasi yang disebutkan walaupun masih dalam tahap belajar. Belajar bekerja sama, memanajemen anggota, manajemen waktu dan belajar bagaimana menarik orang lain.

Sebenarnya persiapan acara berjalan matang dengan segala kebutuhan yang telah dilengkapi. Dekorasi tempat pun telah dilaksanakan sesuai rencana. Tapi, ketika acara dilaksanakan, datanglah pesan dari salah satu anggota organisasi yang lain. Kurang lebih bahasa nya seperti ini,"...sebagai organisasi intra kampus, seharunya merayakan ulang tahun dengan hal yang berbau intelektulaitas seperti lomba karya tulis ilmiah atau segala macamnya, bukan dengan pertandingan domino, wajarlah orang lain sangsi melihat eksistansi organisasi kita...".

Penulis akhirnya sadar, ternyata apa isi pesan tersebut ada benarnya atau memang benar sama sekali. Perayaan ulang tahun organisasi itu memang penting. Tetapi, melihat cara perayaannya jauh lebih penting dengan melihat segala konteks dan aspek yang dimiliki organisasi.

demikianlah, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hal ini. Penulis hanya ingin berbagi dan tetap penulis hanya seorang remaja yang baru belajar
terima kasih